🌪️ Rahasia Al Fatihah Yg Tersembunyi

RahasiaAl-Fatihah quantity. Add to cart. SKU: 9786027428010 Categories: Katalog, Semua, Tasawuf. Description Additional information Reviews (0) Description. Siapa tak hapal surat al-Fatihah? Nyaris setiap kita malah hafal dengan terjemahannya. Namun, tak semua orang punya kesempatan untuk menyelami selaksa rahasia makna surah ini dalam kitab Danjika engkau menegeraskan ucapanmu, sungguh, Dia mengetahui rahasia dan yg lebih tersembunyi(Taha : 7) 03 Aug 2022 HomePosts tagged 'Doa hizib Al Fatihah dan nama khodam Al Fatihah' Doa hizib Al Fatihah dan nama khodam Al Fatihah . RITUAL PEMBUATAN IBU DUIT. March 31, 2016 koin banyak hoki1000. DI BAWAH ini akan diketengahkan salah satu prosesi membuat Ibu Duit yang berasal dari Riau dan beberapa daerah Sumatera lainnya. Ritual ini sedikit agak rumit jika dulunyaia hafal alqur'an 30 juz, semua hilang tak bersisa kecuali 2 ayat saja. Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas tubuh demi tubuh pasukan romawi. Ia adalah dulunya termasuk dari Tabi'in (270 H) yang HAFAL AL QURAN.Namanya adalah sebaik-baik nama, 'Abdah bin 'Abdurrahiim. MuhammadAbduh Tuasikal, MSc June 4, 2016. 0 6,741 1 minute read. Contoh Cacat dalam Membaca Al-Fatihah. Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni berkata, Wajib membaca Al-Fatihah secara berurutan dan memperhatikan tasydid, jangan sampai terjadi lahn yang dapat mengubah makna. Jika urutan ayat dan tasydid dalam surat Al-Fatihah itu hilang atau ada lahn Terjadinyagerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian seseorang. Maka jika engkau melihatnya, shalatlah dan berdoalah hingga gerhana itu tersingkap dari kalian. (HR. An Nasa'i; shahih) Demikian niat shalat gerhana bulan, tata cara, hingga contoh khutbah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Seseorangyang membaca surah Al-Fatihah untuk orang yang meninggal biasanya mengajukan permohonan pengampunan dan ganjaran bagi orang yang didoakan. Selasa, 19 Oktober 2021 Cari RAHASIAYANG TERSEMBUNYI DALAM AL-FATIHAH Dapatkan rahasia baru yang tersembunyi dalam Al-Fatihah. Bermanfaat menolong Saudara berdoa Al-Fatihah dengan makrifat. Kunjungi segera juga link ini! AlQuran terdiri dari 114 surat, terbagi ke dalam 6236 ayat. Seluruh ayat yang 6236 itu disimpulkan dalam satu surat pendek dan terdiri atas 7 ayat saja yaitu surat Al-Fatihah, jadi Surat Al-Fatihah adalah kesimpulan dari seluruh isi kitab-kitab suci atau kesimpulan dari seluruh ajaran agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul. AlFatihah menyimpan rahasia besar yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, sebagai media untuk berdialog dengan Allah dan mengenal-Nya. Siapa pun Anda, bisa mencapai tingkatan ma'rifatullah (mengenal Allah) jika mampu memaknai dan mengamalkan Al Fatihah secara benar.Setiap hari, begitu sering kita membaca Al Fatihah, baik di saat shalat BismillaahirrahmaanirrahimInilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab buku ini berisi perihal orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya. ALFATIHAH AYAT 4-5 "Sesungguhnya kalian semua berada dalam kemusyrikan tersembunyi, kecuali jika dirimu keluar dari dirimu, Sehingga tiada yang berbuat, tiada yang berdaya, tiada yang berupaya, kecuali Allah SWT. Mencintai atau Membenci, Bersyukur atau Mengeluh, Berharap atau Putus asa. Tidak ada pilihan yg tanpa konsekuensi, Namun swUugZ. MENGANALISA surat Al-Fatihah merupakan suatu keistimewaan bagi seseorang yang ingin mengetahui rahasia di balik ayat-ayat surat Al-Fatihah, karena bagian surat Al-Qur’an yang menjadi awal bacaan dalam Al-Qur’an dalam Al-Fatihah ternyata menyimpan banyak rahasia mengenai keajaiban-keajaiban di dalamnya. Ini suatu anugerah bagi pembaca surat Al-Fatihah. Seperti ayat-ayatnya yang terdiri dari delapan ayat ini, ayat demi ayat pun menjelaskan esensi yang berdeda-beda. Dan masing-masingnya berkembang dalam ilmu kalam dan ilmu fiqih. Yuk, kita telaah ayat yang memiliki keistimewaan itu. Anda akan menemukan keagungan Al-Fatihah, dimana terdapat delapan sistem Ayat 1 Firman Allah Swt. “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.” AI-Fatihah 1. Ayat ini merupakan berita tentang Dzat. Ayat 2 Mengungkapkan Sifat, dan sifat-sifat Allah yang khusus. Keistimewaannya, sifat-sifat tersebut menjadi alur seluruh sifat-sifat seperti sifat Al-Ilmu dan Al-Qudrah, serta sifat Iainnya. Sifat tersebut berkaitan dengan makhluk. Para makhluk mendapatkan kasih sayang-Nya, karena sifat tersebut, dan sebaliknya muncul suatu kerinduan dan kecintaan ibadat dan makhluk kepada Allah. Tidak seperti sifat amarah, jika dibandingkan dengan sifat kasih sayang, maka sifat amarah akan melahirkan kegelisahan dan ketakutan, disamping tidak meluaskan pandangan jiwa, sebaliknya malah mencengkeram kalbu. Ayat 3 “Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan seluruh semesta alam.” Al-Fatihah 2. Ayat ini mengandung dua hal Pertama Dasar pujaan, adalah syukur. Puji syukur inilah yang menjadi awal shirathal mustaqim. seakan-akan puji syukur sebagian dari shirathal mustaqim. Sementara, iman secara amaliah juga terbagi menjadi bagian sabar dan syukur. Secara terurai, jika Anda ingin mengetahui Secara detail, Anda dapat membuka Kitab Ihya’ Ulumuddin, dalam bab “Sabar dan Syukur”. Keutamaan syukur dibanding sabar, seperti keutamaannya kasih sayang dibanding amarah. Rasa syukur muncul dan sukacita dan hentakan kerinduan. Sementara sabar terhadap kehendak Allah muncul dan rasa takut dan pengabdian, disertai cobaan dan kesusahan. Merambah jalan lurus menuju kepada Allah melalui jalan mahabbah kecintaan Iebih utama daripada melalui jalan yang muncul dari khauf takut. Secara rinci pula rahasia mahabbah dan khauf terdapat dalam Kitab Ihya’. Rasulullah Saw. bersabda “Yang pertama kali dipanggil ke surga, adalah orang-orang yang selalu memuji kepada Allah dalam setiap kondisi dan situasi.” Kedua Mengisyaratkan seluruh Af’al Allah, yang diungkapkan dengan kalimat yang paling ringkas, namun sempurna, karena meliputi seluruh lingkup aktivitas Allah SWT. Hubungan paling utama dan sifat af’al kepada Allah, adalah hubungan sifat Rububiyah. Ungkapan Rabbul Alamin lebih agung dan sempurna dibandingkan ungkapan Anda A’lal Alamin atau Khaliqul Alamin. Ayat 4 Firman Allah SWT.“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Al-Fatihah 3. Ayat tersebut mengisyaratkan sifat Allah, pada saat yang lain. Tetapi Anda jangan terburu-buru beranggapan apabila ungkapan ayat tersebut sifatnya mengulang ayat sebelumnya. Sebab ayat Al-Qur’an tidak pemah terulang. Setiap pengulangan itu sendiri, tidak mengandung faedah tambahan Penyebutan “Ar-Rahmah” setelah menyebutkan “Al-Alamin” dan sebelum “Maliki Yaumid Diin”, mengandung dua faedah yang agung dalam keutamaan sifat Ar-Rahmah. Pertama Anda memandang makhluk Tuhan semesta alam Bahwasanya Allah mencipta masing-masing makhluk menurut kesempurnaan ragam dan keutamaannya. Allah juga mendatangkan apa-apa yang dibutuhkan makhluk itu. Salah satu di antara alam yang dicipta adalah alam binatang. Yang terkecil di antara binatang itu antara lain, adalah nyamuk, lalat, laba-laba dan lebah. Lihatlah nyamuk itu. Bagaimana Allah menciptakan anggota tubuhnya, tidak ubahnya seperti anggota tubuh gajah. Sehingga nyamuk pun memiliki belalai yang memanjang sampai menyentuh kepalanya. Kemudian Allah menunjukkan makanannya, dengan menghisap darah manusia. Anda lihat binatang itu menukikkan belalainya, kemudian ia dapatkan makanannya. Allah juga menciptakan sepasang sayap bagi nyamuk sebagai alat untuk kabur menghindar ketika menghadapi bahaya. Lihat pula binatang lalat. Bagaimana Allah menciptakan anggota tubuhnya, dan bagaimana menciptakan dua bola matanya yang terbuka tanpa pelupuk mata. Karena kepalanya yang kecil itu tidak termuati pelupuknya. Padahal pelupuk itu dibutuhkan untuk melindungi mata dari kotoran dan debu. Lihat, bagaimana Allah menciptakan pengganti pelupuknya. berupa tambahan sepasang tangan, selam empat dua pasang kakinya. Anda bisa melihatjelas ketika hinggap di tanah, binatang ini selalu mengusap-usap kedua pelupuknya dengan sepasang tangannya untuk membersihkannya dari debu. Kemudian Anda lihat laba-laba. Bagaimana Allah menciptakan ujung-ujung tubuhnya dan mengajarinya menyulam sarang, menangkap buruannya tanpa sepasang sayap pun. Allah menciptakan pula benangsari yang lengket dan bisa melar memanjang hingga binatang mi bisa menggantungkan tubuhnya pada sarangnya. Disamping juga mampu menjaring mangsanya yang mendekat ke sarang itu, lalu laba-laba ini mengikat mangsanya dengan benangsarinya yang melar dan mulutnya. Ketika mangsanya sudah tidak berdaya, maka ia pun memakannya. Lihatlah sulaman-sulaman rumah laba-laba, bagaimana Allah menunjukkan sulaman itu benar-benar sesuai dengan kerangka geometrik yang simetris. Lalu keajaiban yang mengagumkan pada binatang lebah. Bagaimana madu terkumpul dan juga mengalir. Rumah lebah menggambarkan suatu bangunan kokoh, berbentuk segi enam agar sekawanan lebah lainnya tidak berdesakan. Sebab mereka berkumpul memenuhi satu tempat, karena banyaknya. Apabila ia harus membangun rumahnya secara melingkar pasti banyak yang tersisa di luar. Bentuk lingkaran itu tidak punya daya lekat. Begitu pula seluruh bentuk demikian adanya. Berbeda, misalnya dalam bentuk segi empat yang lebih melekat. Namun, karena bentuk lebah itu sendiri agak bulat, sehmgga memungkinkan di dalam rumah-rumahnya ada tempat-tempat yang masih tersisa, seperti di luarnya terdapat lubang-lubang tersisa manakala berbentuk bulat. Tidak ada bentuk yang lebih lekat dalam bentuk lingkaran, kecuali bentuk segi enam Semua itu dapat dikenal dipelajari dalam ilmu ukur. Lihatlah bagaimana Allah menunjukkan keistimewaan bentuk tersebut, yang mengidentifikasikan keajaiban ciptaan, kelembutan dan kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya. Hal-hal yang lebih rendah menjadi bukti atas hal-hal yang lebih tinggi. Keunikan-keunikan itu tidak mungkin dihitung dalam jangka waktu yang panjang sekalipun. Dan sebenarnya sangat mudah manakala disandarkan pada hal-hal yang tidak terbuka di balik realita ini. Hal-hal seperti itu bisa Anda temui dalam bab “Syukur” dan “Mahabbah”. Carilah di sana jika Anda memang pakarnya. Jika Anda tidak mampu, lebih balk Anda memejamkan mata dan realita rahmat Allah, dan jangan pula melihatnya. Anda jangan pula meluangkan waktu untuk menekuni pengetahuan penciptaan secara detail. Sibukkan saja din Anda dengan syair-syair Al-Mutanabbi, keunikan-keunikan ilmu nahwu nya Imam Sibaweh, atau fiqihnya Ibnul Haddad dalam Nawadirit Thalaq, serta menekuni rekayasa perdebatan dalam ilmu kalam. Hal itu lebih layak bagi Anda, sebab citra Anda memang sebatas cita-cita dan keinginan Anda sendiri. Allah Swt. berfirman “Dan tidaklah bermanfaat nasihatku jika aku memberi nasihat kepadamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu.” Hud 34. “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu.” Fathir 2. Kembalilah pada tujuan dan maksud peringatan di balik contoh-contoh rahmat Allah yang terdapat pada makhluk di seluruh alam raya ini. Kedua Keterkaitannya dengan ayat “Yang menguasai di hari pembalasan.” AI-Fatihah 4. Mengisyaratkan pada rahmat di hari pembalasan di akhirat, sebagai pahala nikmat di sisi Allah Yang Abadi, sebagai pahala atas akidah dan ibadat. Dalam masalah ini, penjelasannya sangat panjang. Bahwa ayat tersebut bukan merupakan pengulangan —walaupun Anda melihat secara lahiriah terulang— maka Anda perlu melihat dalam latar belakang dan tujuan yang relevan, agar terbuka faedah-faedah pengulangan bagi Anda. Ayat 5 “Yang Maha menguasai di hari pembalasan.” Al-Fatihah 4. Adalah suatu isyarat menuju akhirat ketikamanusia “kembali”. Ayat ini termasuk bagian yang mendasar, dengan munculnya isyarat terhadap makna Al-Malak kekuasaan Ilahi dan Al-Malik Yang Maha Menguasai, sebagai salah satu dan sekian sifat-sifat keagungan. Ayat 6 “Hanya hepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.” Al-Fatihah 5. Ayat ini mengandung dua pokok pengertian yang agung Pertama Ibadat secara ikhlas hanya kepada Allah Swt. Ibadat tersebut merupakan spirit dari shirathal mustaqim jalan lurus, sebagaimana kami uraikan panjang lebar dalam bab “Jujur dan lkhlas”, serta bab “Pengecaman terhadap Pencari Pangkat dan Riya”, dari Kitab Al-Ihya’. Kedua Suatu akidah bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuaii Allah Swt. yang merupakan intisari akidah tauhid. Hal yang demikian, muncul secara bebas dari usaha dan kekuatan baik bersifat potensial maupun aktual, disamping mengenal bahwa Allah itu sendiri dalam keesaanNya, dalam setiap hal. Sementara seorang hamba tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa adanya pertolongan “Iyyaakana’budu”, menunjukkan periasan jiwa melalui ibadat dan keikhlasan. Sedangkan “Wa iyyaa kanasta’iina”, menunjukkan pembersihan jiwa dari syirik, dan berpaling pada usaha dan kekuatan. Kami telah mengingatkan bahwa orientasi merambah shirathal mustaqim terbagi dua a Pembersihan diri dari segala hal yang tidak layak, dan b Melakukan segala hal yang layak. Keduanya terkandung dalam ayat tersebut. Ayat 7 “Tunjukkanlah kami pada jalan yang lurus.” Al-Fatihah 6. Ayat ini merupakan doa dan permohonan. sekaligus sebagai nurani ibadat. Lebih jelas lagi kami uraikan dalam Kitab Al-Ihya, perihal hajat manusia pada rasa tunduk dan butuh kepada Allah Swt., Inilah yang kami sebut dengan ruh ubudiyah, sekaligus peringatan betapa manusia sangat butuh terhadap hidayah menuju shirathal mustaqim. Karena melalui jalan inilah manusia bisa sampai kepada Allah Swt. sebagaimana kami Sebutkan di atas. Ayat 8 “Jalannya orang-orang yang Engkau anugerahi nikmat atas mereka, dan bukan jalannya orang-orang yang Engkau beri amarah atas mereka, dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat.” AI-Fatihah 7. Inilah ayat yang mengingatkan kita atas nikmat-nikmat-Nya yang dianugerahkan kepada hamba-hamba yang terkasih, dan sebaliknya mengingatkan atas siksa serta amarah atSas musuh-musuh-Nya, agar muncul rasa cinta dan hormat dari lubuk hati yang dalam. Kami telah menyebutkan di atas bahwa kisah-kisah para Nabi dan musuh-musuh-Nya masing-masing merupakan bagian dari AI-Qur’an. Dan sistem sepuluh bagian dalam Al-Qur’an, maka Al-Fatihah mengandung delapan substansi esensial 1 Dzat, 2 Sifat, 3 Af’al, 4 Penyebutan hari akhirat, 5 Shirathal mustaqim dengan dimensi-dimensinya, yakni pembersihan dan periasan jiwa, 6 Penyebutan nikmat terhadap para auliya’ kekasih Allah, 7 Amarah terhadap musuh-musuh Allah, 8 Penyebutan tempat kembalinya ummat manusia. Dalam kaitan ini muncul dua bidang a Mengalahkan hujjah orang-orang kafir, dan b Hukum-hukum fiqih dan para fuqaha’ Masing-masing berkembang dalam Ilmu Kalam dan Ilmu Fiqih. Kedua bidang tersebut muncul dalam kenyataan sejarah struktur Iimu-ilmu Agama. Namun, disayangkan, munculnya lebih banyak dilatari oleh ambisi harta dan popularitas pangkat belaka. [] Sumber Jawahirul Qur’an/Karya Imam Ghazali/Penerbit Risalah Gusti RAHASIA DALAM BACAAN SURAT AL-FATIHAHShalat mempunyai posisi yang sangat penting. Ia adalah tiang penyangga agama ini. Sedangkan tiang penyangga utama dari shalat itu sendiri adalah bacaan al-Fâtihah, yang berulang kali dibaca setiap Muslim dalam setiap raka’at di dalam shalatnya. Maka tidak heran, bila tanpa membaca al-Fâtihah, shalat tidak sah. Namun sangat naïf bila seorang Muslim tidak tergerak untuk mendalami apa sebenarnya yang ia baca dalam shalatnya, terutama dalam membaca surat al-Fâtihah. Dan sudah seyogyanya bila semua Muslim menghayati dan meresapi rahasia agung yang terkandung di dalamnya; sebab ia tengah bermunâjat kepada Rabbnya. Dengan demikian, hatinya akan lebih khusyuk, lebih menghadirkan dialog ruhani dengan Rabbnya, dan lebih dekat untuk diterima ini kami sajikan ulasan dan renungan yang dibawakan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah terkait dengan rahasia bacaan dalam surat al-Fâtihah. Semoga memicu kita untuk lebih menghadirkan hati saat bermunâjat dengan-Nya Azza wa orang yang sedang shalat membacaأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِAku berlindung kepada Allâh dari syaitan yang terkutuk;Maka saat itu, dia sungguh telah berlindung kepada satu pilar yang sangat kokoh, ia telah berlindung kepada daya dan kekuatan Allâh Azza wa Jalla dari musuhnya yang terus berusaha memotong jalannya menuju Rabbnya. Musuh yang terus berusaha menjauhkannya dari Allâh Azza wa Jalla . Tujuan musuh ini yaitu menyeret orang yang shalat ini-red agar berada dalam keadaan ia lanjutkan bacaannya dengan membacaالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَSegala puji bagi Allâh, Rabb semesta alam. [Al-Fâtihah/12]ia berhenti sejenak, seakan menunggu jawaban dari Rabb-nya yang berfirmanحَمِدَنِي عَبْدِيHamba-Ku yang sama dilakukannya bila ia telah usai membacaالرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِAr-Rahmânir Rahîm, [Al-Fâtihah/13]Ia berhenti sejenak menunggu jawaban Rabb-nyaأَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي Hamba-Ku menyanjung-Ku Juga selepas membacaمَالِكِ يَوْمِ الدِّينِmâliki yaumid dîn; [Al-Fâtihah/14]ia berhenti menunggu jawaban Rabb-nyaمَجَّدَنِي عَبْدِيHamba-Ku mengagungkan-KuDuhai sungguh nikmat hatinya, betapa matanya terasa sejuk dan jiwanya penuh dengan kegembiraan tatkala mengetahui Rabb nya mengatakan, “Hamba-Ku” yang diulang sebanyak tiga kali. Demi Allâh! Sekiranya bukan karena kabut syahwat dan nafsu yang menggelayut di hati, tentu hati para hamba yang sedang shalat itu-red akan melonjak girang dan bahagia karena ucapan dari Rabbnya, Penciptanya dan Dzat yang diibadahinya, “Hamba-Ku telah memuji-Ku. Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku.”Kemudian dalam hatinya ada ruang di mana ia bisa menyaksikan maksudnya meyakini dan memahami tiga nama Allâh Azza wa Jalla tersebut yang merupakan pokok dasar dari al-Asmâ’ul Husnâ, yaitu Allâh, ar-Rabb, dan menyebut nama Allâh Azza wa Jalla , hatinya menyaksikan meyakini dan memahami Ilâh yang diibadahinya Yang Esa lagi ditakuti, di mana tidak ada yang berhak dan yang pantas untuk diibadahi selain Dia, yang semua wajah tunduk kepada-Nya, semua yang ada pun patuh tunduk hina kepada-Nya. dan semua suara pun lirih khusyu’ nan khidmat kepada-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirmanتُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِLangit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allâh. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, [Al-Isrâ’/ 17 44]وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَDan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. [Ar-Rûm/ 30 26]Dia Yang menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan jin dan manusia, burung dan binatang liar, surga dan neraka, begitu pula Dia mengutus para rasul, menurunkan kitab-kitab, menetapkan berbagai syariat, dan mengharuskan para hamba untuk tunduk pada perintah dan tatkala menyebut nama Rabbul âlamîn; Rabb Pemilik semesta alam; iapun menyaksikan meyakini Dzat Yang Berdiri dengan sendiri-Nya, dan segala sesuatu yang ada, eksis karena-Nya. Dialah yang mengatur dan menjaga setiap jiwa dengan kebaikan dan keburukannya. Dia bersemayam di atas Arsy-Nya, dan mempunyai kendali mutlak dalam mengatur kerajaan-Nya. Pengaturan semesta semuanya ada di tangan-Nya, dan segala sesuatu akan kembali kepada-Nya. Semua pengaturan secara detail itu turun dari sisi-Nya melalui para malaikat-Nya; dengan memberikan pemberian dan menahannya; dengan menurunkan derajat para musuh-Nya dan mengangkatnya derajat kaum Mukmin; dengan menghidupkan dan mematikan; dengan memberi suatu kekuasaan dan juga melengserkan dari kekuasaan; dengan menyempitkan rezeki dan lainnya dan melapangkannya; menyingkap berbagai kesulitan; menolong orang-orang yang berduka yang meminta pertolongan; mengabulkan doa orang-orang yang tengah dalam keadaan terhimpit nan مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍSemua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. [Ar-Rahmân/ 55 29]Tidak ada yang bisa mencegah apa yang Dia beri dan juga tidak ada yang memberi apa yang Dia cegah, dan tidak ada yang bisa menolak ketetapan-Nya, dan tidak ada yang menolak perintah-Nya. Tidak ada yang merubah kalimat-Nya. Para Malaikat dan Jibril naik menuju-Nya; dipaparkan amalan pada pagi dan petang hari, sehingga Dia menentukan berbagai ketentuan takdir, dan memberikan waktu-waktu masanya, kemudian menggiring ketentuan takdir tersebut pada waktunya; di mana Dia mengatur itu semua dan menjaganya serta berbagai ketika menyebut nama ar-Rahman, hatinya menyaksikan mengerti dan menyadari Rabb Yang senantiasa baik kepada makhluk-Nya dengan beraneka ragam kebaikan, mencurahkan kepada mereka berbagai macam nikmat. Rahmat kasih sayang dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Allâh Azza wa Jalla memberikan limpahan nikmat dan anugerah kepada setiap makhluk. Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, dan begitu pula nikmat-Nya menyentuh setiap yang Rahmat-Nya sama dengan jangkauan ilmu-Nya dan itu tiada berbatas. Dengan rahmat-Nya, Dia bersemayam di atas arsy-Nya; Dengan rahmat-Nya, Dia menciptakan semua makhluk-Nya; Dengan rahmat-Nya, Dia menurunkan Kitab-Nya; Dengan rahmat-Nya, Dia mengutus para rasul-Nya; Dengan rahmat-Nya, Dia menetapkan syariat; Dengan rahmat-Nya, Dia menciptakan surga dan neraka. Dan sesungguhnya pecut yang dipergunakan untuk menggiring para hamba-Nya yang beriman menuju surga-Nya adalah rahmat-Nya dan pecut yang dipergunakan untuk membersihkan dosa-dosa para hamba-Nya yang bertauhid yang bermaksiat juga adalah rahmat-Nya. Termasuk penjara yang dipergunakan untuk memenjarakan para makhluk yang menjadi musuh-Nya, itu juga rahmat dan nikmat-Nya yang sempurna yang ada dalam perintah dan larangan-Nya, juga wasiat dan petuah-Nya. Perhatikanlah rahmat dan nikmat-Nya yang ada pada para makhluk-Nya!Jadi, rahmat Allâh adalah tali penghubung Allâh Azza wa Jalla dengan para hamba-Nya, sebagaimana ubudiyyah penghambaan diri seorang hamba adalah tali penghubung mereka dengan Allâh Azza wa Jalla . Jadi ubudiyah itu adalah tali penghubung dari makhluk menuju Rabb mereka, sedangkan tali penghubung dari Allâh Azza wa Jalla kepada para makhluk-Nya adalah di antara momen paling sepesial pemandangan nama ini yang paling khusus paling spesifik yang disaksikan hamba adalah apa yang disaksikan oleh orang yang sedang shalat berupa bagian rahmat yang didapatnya, yang membuatnya bisa berdiri di hadapan Rabbnya, yang membuatnya bisa mewujudkan peribadatan dan munajat kepada-Nya; yang memberinya kesempatan ini dan tidak memberikannya kepada lainnya; yang menggerakkan hatinya untuk dekat dengan-Nya dan membuat hati lain tidak tergerak untuk mendekat kepada-Nya. Dan itu adalah di antara rahmat Allâh orang yang sedang shalat membacaمَالِكِ يَوْمِ الدِّينِYang menguasai di hari Pembalasan [Al-Fâtihah/14]Di sini ia menyaksikan atau mempersaksikan keagungan yang hanya pantas untuk dimiliki oleh Allâh tidak untuk yang lain sama sekali-red. Ia menyaksikan meyakini Dzat Yang Maha Menguasai lagi Maha mengalahkan. Semua makhluk tunduk kepada-Nya, semua wajah merunduk kepada-Nya, dan semua penguasa lalim takluk kepada keagungan-Nya, serta semua yang memiliki kebesaran tunduk kepada ia tidak termasuk orang-orang yang meniadakan ta’thîl hakikat sifat kekuasaan kerajaan-Nya, maka itu akan membuatnya bisa menyaksikan hakikat dari Asma’ dan sifat Allâh; di mana bila meniadakan hakikat sifat kekuasaan kerajaan-Nya berarti sama saja dengan meniadakan kekuasaan-Nya dan mengingkarinya. Karena sesungguhnya Penguasa Yang haq, yang kekuasaan-Nya maha sempurna, pasti Dia Maha hidup, Maha berdiri sendiri yang semua makhluk bergantung kepada-Nya, Maha mendengar, Maha melihat, Maha berkehendak, Maha Kuasa, Maha berbicara, Memberi perintah, Memberi larangan, bersemayam di atas singgasana kerajaan-Nya; Dia mengutus para rasul-Nya ke semua penjuru kerajaan-Nya dengan membawa perintah-Nya. Allâh Azza wa Jalla ridha terhadap orang yang memang berhak untuk mendapat ridha-Nya, memberinya pahala, memuliakannya dan mendekatkannya. Dan Allâh Azza wa Jalla juga marah terhadap orang yang berhak mendapatkan murka-Nya, menghukumnya, menghinakannya dan menjauhkannya. Dia menyiksa orang yang Dia kehendaki, dan mengasihi orang yang Dia kehendaki. Dia memberi orang yang Dia kehendaki, tidak memberi kepada yang Dia kehendaki. Dia mendekatkan yang Dia kehendaki serta menjauhkan yang Dia kehendaki. Dia memiliki negeri siksa yaitu neraka dan memiliki negeri kebahagiaan tak terkira yaitu yang menggugurkan sesuatupun dari itu semua, menentangnya atau mengingkarinya, maka sungguh ia telah mencela kekuasaan-Nya dan telah menafikan kesempurnaan-Nya. Demikian pula orang yang mengingkari qadha dan qadar-Nya secara umum, maka artinya ia telah mengingkari kekuasaan-Nya dan kesempurnaan-Nya yang meliputi segala orang yang sedang shalat itu mempersaksikan keagungan Rabb Azza wa Jalla dalam firman-Nyaمَالِكِ يَوْمِ الدِّينِSaat orang yang sedang shalat itu membacaإِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُHanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan [Al-Fâtihah/15]Maka, hendaknya dia mengetahui bahwa pada kedua kalimat itu terdapat rahasia penciptaan makhluk dan perintah Allâh, rahasia dunia dan akhirat. Ayat ini mengandung tujuan teragung dan wasilah terbaik perantara terbaik untuk mewujudkan tujuan teragung tersebut-red. Tujuan teragung itu adalah beribadah kepada-Nya, sedangkan sarana terbaiknya adalah memohon pertolongan kepada-Nya. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allâh, dan tidak ada yang bisa membantu seseorang untuk beribadah kecuali Allâh Azza wa Jalla .Jadi, beribadah kepada-Nya merupakan tujuan tertinggi dan pertolongan-Nya adalah jalan ini mengandug dua jenis tauhid yaitu tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyahKemudian dengan membaca doa yang tertera dalam firman-Nyaاهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَTunjukilah kami jalan yang lurus, [Al-Fâtihah/15]ia mempersaksikan betapa dirinya sangat butuh dan sangat memerlukan apa diminta ini, tidak ada sesuatupun sama sekali yang lebih ia butuhkan dan lebih ia perlukan bila dibandingkan dengan apa ia minta dalam doa ini yaitu memohon agar ditunjuki jalan yang lurus. Sesungguhnya ia memerlukan petunjuk itu dalam setiap tarikan nafas dan setiap kedipan yang diminta dalam doa ini tidak akan terwujud kecuali dengan diberi hidayah petunjuk yang bisa mengantarkannya menuju Allâh Azza wa Jalla . Dan hidayah itu adalah hidayah bayan ilmu dari Allâh-red, diberi kemampuan untuk beramal, diberi kemauan untuk melakukannya, lalu mewujudkannya dan mendapatkan taufiq dari Allâh untuk melakukannya dengan cara yang diridhai dan dicintai Allâh Subhanahu wa Ta’ala, dan diberi kemampuan untuk-red menjaganya dari berbagai hal yang bisa merusaknya, baik saat ia melakukannya dan juga setelah ia seorang hamba senantiasa membutuhkan hidayah ini di setiap keadaan, dalam semua perbuatan yang ia lakukan maupun perbuatan yang ia tinggalkan, maka ia perlu bertaubat, karena terkadang ada tindakannya yang tidak sejalan dengan petunjuk. Ia juga memerlukan tambahan hidayah petunjuk karena terkadang ia mengetahui petunjuk tentang sesuatu tapi baru yang pokok saja belum terperinci atau dia mengetahui tentang sesuatu dari satu sisi tapi tidak dari sisi yang lain. Maka disini dia memerlukan hidayah yang juga ada petunjuk-petunjuk yang belum dia lakukan, maka disini dia memerlukan petunjuk taufiq-red agar bisa melakukan amalan tersebut sesuai dengan petunjuk Allâh Azza wa Jalla .Terkadang dia sudah ditunjuki keyakinan dan amalan yang benar, maka di sini dia perlu petunjuk agar tetap istiqamah padanya dan lain sebagainya. Intinya dia membutuhkan berbagai macam karena itu, Allâh Azza wa Jalla mewajibkannya untuk memohon hidayah ini dalam keadaan terbaiknya yaitu berdiri shalat-red, berkali-kali dan berulang-ulang pada siang maupun malamKemudian Allâh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa orang-orang yang mendapatkan hidayah ini adalah mereka yang mendapatkan keistimewaan anugerah nikmat-Nya, bukan al-maghdhûbi alaihim orang-orang yang mendapat murka yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran, namun tidak sudi untuk mengikutinya; juga bukan adh-dhallin orang-orang yang tersesat; yaitu mereka yang menyembah Allâh tanpa dasar kelompok di atas yaitu yang dimurkai Allâh dan yang tersesat mempunyai suatu kesamaan yaitu sama-sama berbicara berdusta atas nama Allâh mengenai perihal penciptaan, perintah-Nya, asma’ dan sifat-Nya tanpa dasar ilmu. Jadi, jalan orang-orang yang diberi nikmat berbeda sama sekali dengan jalan para pengikut kebatilan semuanya, baik dalam ilmu maupun dalam selesai dari ungkapan sanjungan kepada-Nya, doa dan tauhid, maka Allâh mensyariatkan bagi orang yang shalat untuk memungkasi hal tersebut dengan segel ucapan âmîn; di mana ucapan ini seolah stempel baginya. Ucapan âmîn ini akan bersamaan dengan ucapan âmîn dari para malaikat di âmîn ini termasuk hiasan shalat, sebagaimana mengangkat dua tangan juga merupakan hiasan shalat, disamping juga angkat kedua tangan itu-red adalah bentuk ittibâ’ mengikuti sunnah, mengagungkan perintah Allâh, sebentuk ubudiyyah dari dua tangan, dan simbol perpindahan dari satu rukun menuju rukun ia mulai bermunajât kepada Rabbnya melalui firman-firman-Nya membaca surat al-Quran, mendengarkan bacaan imam dengan diam menyimaknya dan menghadirkan yang paling utama adalah dzikir tatkala ia berdiri dalam shalat dan sebaik-baik posisi orang yang shalat adalah posisi berdiri. Maka posisi ini dikhususkan untuk bacaan yang mengandung pujian, sanjungan, pengagungan dan untuk membaca Kalamullah Azza wa Jalla. Karena itu juga, dilarang membaca al-Quran saat ruku’ dan sujud. Karena dua posisi ini adalah posisi yang menunjukkan kehinaan dan ketundukan serta kerendahan. Untuk itu, dalam kedua kondisi ini, disyari’atkan membaca dzikir yang sesuai dengan posisi tubuh saat beberapa rahasia dalam bacaan surat al-Fatihah. Semoga bermanfaat[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XXI/1438H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] Keistimewaan dan Rahasia Surat Al Fatihah, Foto Dok, muslimobsessionRahasia surat Al Fatihah yang sering kita baca saat sholat memiliki banyak keutamaan dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Surat Al Fatihah adalah surat pertama dalam Alquran. Surat yang terdiri atas 7 ayat ini termasuk golongan surat buku berjudul Mukjizat Al-Fatihah oleh Muhammad Syafi’ie El-Bantanie 2009 penerbit Qultum Media menjelaskan tentang keistimewaan Al Fatihah. Surat Al Fatihah menjadi pembuka yang sempurna bagi segala macam kebaikan dan dan Rahasia Surat Al FatihahSama seperti surat lain dalam Alquran, surat Al Fatihah juga memiliki banyak keistimewaan jika mengamalkannya. Ada pun keistimewaan dan rahasia yang ada dalam surat Al Fatihah sesuai hadist, yaitu sebagai Fatihah adalah Surat Paling UtamaKeistimewaan dan rahasia dari surat Al Fatihah yaitu menjadi surat paling utama dalam Alquran. Hal ini terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau meriwayatkan, “Yahya bin said menyampaikan kepada kami dari Syu’bah yang menerima kabar ini dari Hubaib bin Abdurrahman, dari Hafidz bin Ashim, dari Abu Said Al-Ma’alli ra, “Ketika aku sedang shalat, Rasulullah memanggilku. Aku tidak menyahut. Setelah selesai shalat, aku mendatangi beliau.” Rasulullah bersabda, “Kenapa kamu tidak segera mendatangiku?” Aku menjawab, “Karena aku sedang shalat, ya Rasulullah.” Kemudian, Rasulullah bersabda, “Aku akan mengajarkan kepadamu surat yang paling utama dalam Alquran sebelum kamu keluar dari masjid ini, yaitu Alhamdulillaahi rabbi aalamiin dan seterusnya ialah tujuh ayat yang berulang-ulang dan itulah Alquran Al-Azim yang telah disampaikan kepadaku.”Surat yang Langsung dari ArsyRahasia dari surat Al Fatihah selanjutnya yaitu merupakan surat yang langsung dari Arsy. Hal ini terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak. Rasulullah SAW bersabda, “Amalkanlah semua yang terdapat dalam Alquran, halalkanlah apa yang dihalalkannya, haramkanlah apa yang diharamkannya, dan patuhilah ia. Jangan sekali-kali engkau ingkari apa yang ada di dalamnya. pada apa-apa yang kamu tidak mengerti maksudnya, kembalikanlah kepada Allah dan orang-orang yang memiliki pengetahuan sesudah aku meninggal nanti, supaya diterangkan kepadamu. Berimanlah kamu kepada Taurat, Zabur, Injil, dan apa saja yang dibawa oleh para nabi dari Tuhan mereka. Alquran dan segala keterangan yang tercantum di dalamnya akan memberi kelapangan kepadamu. Sesungguhnya Alquran itu pemberi syafaat, sesuatu yang tak pandai berbicara tetapi membawa kebenaran. Sedangkan surat Al-Fatihah diberikan kepadaku langsung dari Arsy.”Terdapat banyak rahasia surat Al Fatihah berdasarkan hadist, dua diantaranya yaitu paling utama dan langsung dari Arsy. Setelah mengetahui rahasia dari surat Al Fatihah, semoga semakin memperkuat iman dan rutin mengamalkan bacaan surat dalam Alquran.

rahasia al fatihah yg tersembunyi